Open Minded

Kritik Sebagai Bentuk Keterbukaan Pikiran
Tidaklah mudah dalam menerima keterbukaan akan segala hal. Semuanya tergantung kepada pribadi serta lingkungan yang turut andil dalam membentuk kepribadian seseorang. Saya meragukan apabila faktor pendidikan secara dominan mempengaruhi pola keterbukaan pikiran ini. Secara riil, banyak orang disekitar saya yang notabene nya mengenyam pendidikan S1 ternyata malah cenderung tidak memiliki keterbukaan pikiran. Sebagian malah menganggap dirinya telah cukup berilmu karena jenjang pendidikan formalnya tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan sulitnya mereka ini menerima kritik. Sebagian orang berpendapat bahwa kritik itu tak lebih dari sekedar cacian, bahkan hinaan. Tanpa memandang dan melihat sisi positif dari adanya kritik, mereka telah berpikiran negatif terlebih dahulu terhadap kritik yang disampaikan kepadanya. Kecewa dan kemarahan umumnya akan terlihat pada wajah orang yang menerima kritik. Inilah kenapa orang Indonesia masih tabu terhadap hal-hal yang berbau kritik.

Kritik Untuk membangun
Perbaikan dan penyempurnaan secara terus menerus, itulah kalimat kunci yang cukup menggambarkan orang yang "open Minded". Perbaikan dan penyempurnaan diperlukan okeh seseorang, karena secara alami manusia adalah makhluk yang sering khilaf. Jadi secara naluri bisa dikatakan kalau manusia cenderung untuk melakukan kesalahan dalam menjalani kehidupannya. Kritik merupakan salah satu cara selain introspeksi diri dalam perbaikan dan penyempurnaan tersebut. Apapun bentuknya, pandanglah kritik sebagai sesuatu yang positif dan membangun. Ibaratkan sebagai jamu, walaupun pahit di lidah, namun akan membawa kesehatan bagi tubuh kita.

Open Minded?? That's Good..
Keterbukaan pikiran merupakan salah satu cara dalam menjalani hidup yang sehat. Hal ini akan membebaskan kita dari hal-hal buruk seperti:fitnah, iri, dengki, dll. Dengan hilangnya sifat-sifat buruk dari pikiran kita, diharapkan akan hilang pula apa yang dinamakan penyakit hati dan pikiran. Alasannya adalah, karena kedua hal itu merupakan sumber dari segala macam penyakit. Pahamilah segala sesuatu secara utuh dan menyeluruh, sikapilah dengan bijak dan baik. Dan jangan pernah melihat suatu permasalahan hanya dari satu sudut, karena kecantikan akan tampak terlihat tanpa adanya cacat dalam bagian lainnya.
»»  read more

Negeri Para Bedebah (Part 1)

Puisi Negeri Para Bedebah
Karya:Adhie Massardi


Ada satu negeri yang dihuni para bedebah
Lautnya pernah dibelah tongkat Musa
Nuh meninggalkan daratannya karena direndam bah
Dari langit burung-burung kondor jatuhkan bebatuan menyala-nyala

Tahukah kamu ciri-ciri negeri para bedebah?
Itulah negeri yang para pemimpinnya hidup mewah
Tapi rakyatnya makan dari mengais sampah
Atau jadi kuli di negeri orang yang upahnya serapah dan bogem mentah

Di negeri para bedebah
Orang baik dan bersih dianggap salah
Dipenjarakan hanya karena sering ketemu wartawan
Menipu rakyat dengan pemilu menjadi lumrah
Karena hanya penguasa yang boleh marah
Sedang rakyatnya hanya bisa pasrah

Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Jangan tergesa-gesa mengadu kepada Allah
Karena Tuhan tak akan mengubah suatu kaum
Kecuali kaum itu sendiri mengubahnya

Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Usirlah mereka dengan revolusi
Bila tak mampu dengan revolusi,
Dengan demonstrasi
Bila tak mampu dengan demonstrasi, dengan diskusi
Tapi itulah selemah-lemahnya iman perjuangan
»»  read more

Describing Myself

Sampai pada usia 27 th ini saya belum mendapatkan apa yang dikatakan kebanyakan orang indonesia sebagai "kondisi Ideal" (tanpa bisa menggambarkannya). Coba deh ada orang yang bisa ngasih gambaran gimana sih kondisi ideal dalam hidup sebenarnya, pasti akan sangat membantu saya. Banyak orang yang menggambarkan "kondisi ideal" ini sesuai dengan angan-angannya masing-masing.
Ada yang bilang hidup ideal itu klo udah penghasilannya gede, bisa beli rumah, nyekolahin anak ke luar negeri (yang satu ini ukurannya duit). Ada juga yang bilang "kondisi ideal" itu klo hidupnya tenang, bahagia, cukup (tanpa ukuran materi) secara mental. Yang satu ini emang agak sedikit mengundang kontroversi. Gimana enggak, ketenangan; kebahagian; dan kecukupan kan bisa didapat klo materinya udah mencukupi. Tapi ada yang membela kelompok kedua dengan mengatakan: "banyak orang kaya yang nggak bahagia, broken home, dikejar2 KPK, dll". Waahhh, bner juga yah.. Emang banyak realita yang kayak gitu, malah sebaliknya nggak sedikit keluarga miskin hidup bahagia banget. Tukang batu aja bisa nyekolahin anaknya tinggi banget (Hanya modal usaha, do'a dan semangat).
Nah dari kedua situasi diatas, saya cuma bisa narik kesimpulan aja. Ternyata "kondisi ideal" emang susah diraih. Karena pada dasarnya manusia itu kan gak pernah mengenal rasa cukup. Inget kan sama pepatah "dikasih ati minta ditonjok" hehehee.... Cuma kecenderungannya sih sama kondisi yang kedua. Kenapa? karena pada dasarnya semua keinginan manusia kan berdasarkan kondisi ati. Bayangin aja kalo kita mampu beli pesawat tapi nggak pernah dipake..
Jadi yang paling manis kayaknya emng jangan mengejar materi, mendingan mengejar kesenangan, Betul nggak?
»»  read more